Rezeki tak kemana
bismillahhirohman nirrohim.
kali ini saya akan membahas salah satu cara Allah Subhanuata'ala memberikan REZEKI kepada umatnya. Ini KISAH NYATA, saya menulis dalam keadaan sehat wal afiat.
mengapa kisah nyata, karena REZEKI ini adalah milik KEDUA Orang Tua saya "H. SOEHAIDI, KH & HJ. ASNAH". sebelumnya sayaa lengkap menuliskan nama ayah dan ibu saya lengkap dengan gelar HAJI bukanlah untuk menyombongkan kedudukan orang tua saya MELAINKAN berhubungan dengan cerita REZEKI ini.
Begini, percaya atau tidak kedua orang tua saya berhasil naik haji tanpa utang tanpa pinjaman dsb, melainkan benar" rezeki ini langsung untuk mereka, bagaiaman tidak. Ayah dan ibu saya ketika mendaftar naik haji mereka atas nama berdua, NAMUN, ternyata tabungan selama ini tidak cukup untuk melunasi pembayaran untuk berdua, hitungan awal adalah sampai waktunya berangkat pun tidak akan lunas pembayaran ini, karena yang telah lunas hanya atas nama ayah saya. bagaimana saya bisa tau, karena dulu ayah saya pernah bercerita, "DEK, kalau ini tidak lunas, maka uangnya akan bapak tarik dan bapak akan tetap ketanah suci mekah bersama mamakmu (ibu saya), walau bukan berhaji, bapak akan UMROH saja namun tetap bersama berdua" sejak sat itu saya masih kecil SMP mungkin masih 2 tahun dari jadwal keberangkatan. Dari situ dapat disimpulkan bahwa perkiraan ayah saya tidak akan lunas pembayaran haji ini untuk berdua. Lalu saya ceritakan pada ibu saya, dan ibu membalasnya begini "biar saja bapak mu yang berangkat, insyallah mamak ada jalan lain untuk berangkat, bisa minta bantu dengan keluarga mamak (kakaknya ;makcik) yang kebetulan memang mempunyai rezeki yang lebih banyak. Intinya usul mamak adalah bapak beragkat dulu sendiri tanpa ibu. Seorang anak kecil ini tidak bisa berbuat banyak. hanya meng"IYA-kan" saja.
Waktu terus berlalu, kira" kurang setahun sebelum keberangkatan REZEKI ini datang dengan caranya dan untuk orang yang tepat dan dengan modelnyaa sendiri. "AYAH SAYA MENANG MOBIL di UNDIAN BANK",
bayangkan,
dari RIBUAN NAMA yang ada, keluar nama ayah saya "SOEHAIDI, KH" dikoran keesokan harinya, Nama lengkap dan saya bahagia karena mobil baru. Saya yakin karena tidak ada nama lengkap PERSIS sama dengan nama ayah saya, dan langsung dikabari oleh tetangga yang kebetulan kerja di BANK tersebut.
SUBHANALLAH, rezeki ini datang disaat yang tepat dan pas. Memang sayaa akui, 2 tahun sebelum keberangkatan mereka BERDOA lebih khsuyuk, BERIBADAH makin rajin dan berdoa YA ALLAH, kami ingin naik HAJI. singkat cerita, mobil lama "Kijang Rover (sejenis kijang kotak)" masih laku kisaran 40an juta. langsung uang tersebut distor ke bank untuk melunasi kekurangan dana tersebut, dan akhirnya LUNAS.
mereka pun mengikuti manasik haji yang diselenggarakan setiap minggu dan akhirnya menginjakkan kaki di TANAH SUCI MEKAH.
lalu, apa manfaat REZEKI yang melimpah ini,
kami memiliki mobil baru, mungkin Allah Subhanuata'ala tahu, "ini untuk keluarga mu hei SOEHAIDI". jika ditarik kebelakang, bagaimana bisa ini datang disaat yang tepat.
pertama
NIAT, saat itu kedua orang tua benar" ingin naik HAJI. hati sudah bulat, amal telah diperbanyak, semua telah dilakukan. Mungkin ada benarnya juga jika kita pergi KE acara selamatan orang Haji, maka kita pun nanti akan dipanggil ketanah suci, karena SELALU dalam doa ketika selamatan haji "semoga kami yang hadir saat ini, dapat menyusul ke tanah suci" dan selalu mengingatkan kepada calon haji nanti doakan orang yang hadir di saat selamatan itu.
kedua,
mereka ayah dan ibu adalah orang biak, bukan ustad, bukan dai, bukan orang terpandang, bukan pejabat, bukan orang terkenal namun mereka sungguh baik. menjalin silaturahmi dengan siapapun. bahkan kami banyak memiliki abang dan kakak angkat karena ayah dan ibu menganggap anak bujang, atau kakak yang dekat dengan keluarga kami adalah ANAK ANGKAT. baik muslim ataupun non muslim.
Ketiga,
tidak pelit : misal ada yang minta ijin buat jalan, karena tanah ayah dibelakangnya banyak tanah warga, dan ayah suka rela memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan dan tanpa uang, IKHLAS. karena ia berprinsip, hari ini kita MENOLONG JALAN orang, nanti kita pun akan di tolong dan terbukti, ketika jalan kebun kami ditutup, ada orang yang paling depan dengan sukarela merobohkan sebagian rumahnya untuk akses para warga menuju tanah kebonnya.
kesimpulan,
- rezeki itu sudah ditentukan. tidak akan tertukar.
jika ada yang bertanya apakah itu benar, maka ini adalah kisah nyata yang sampai sekarang ayah(66) dan ibu(61) saya masih hidup. Naik haji tahun 2008 saya kelas 1 SMA,dari kota singkawang. maka berdoa lah kita agar rezeki kita ditambahkan, tuluskan niat dan perbanyak beribadah dan melakukan kebaikan.
- Allah Subhanuata'ala maha baik, maha pemberi rezeki dan sayang kepada umatnya
- catatan ini bukan untuk RIAK ataupun SOMBONG. saya berbagi ini agar menjadi untuk anak cucu saya kelak dan untuk cerita kepada khalayak ramai bahwa benar adanya REZEKI tak tertukar.
penting untuk diketahui,
-uang di tabungan bukan lah puluhan, ratusan atau milyaran rupiah, melainkan hanya 5JT (akalu tidak salah) yaang pasti dibawah 10 jt. banyak yang mengira tabungan sampai puluah juta tapi ternyata tidak.
-menabung di simpedes BRI.
- dapat mobil XENIA 1000 CC th 2007 tipe paling standar TANPA ac, power stering, audio dan power windows (tipe terendah)
inilah cerita gelar haji dan rezeki yang dapat saya bagi, semoga menjadi kisah inspiratif kita semua.
salam hangat dari saya dan keluarga besar SOEHAID KH (KHairudin) dan ASNAH.
catatan alek,
28 september 2017
@warkop atek46.
ADE SAYANG MAMAK DAN BAPAK.
semoga mamak dan bapak dipanjangkan umurnya, murah rezeki, didamaikan hatinya, diberikan kebahagian, diberikan kemudahan, diberi kesehatan dan terbaik buat mamak dan bapak (aaammiiiiin)
kami anak-anak mu sayang pada kalian berdua.
terima kasih mak dan bapak
semoga bermanfaat,.
bismillahhirohman nirrohim.
kali ini saya akan membahas salah satu cara Allah Subhanuata'ala memberikan REZEKI kepada umatnya. Ini KISAH NYATA, saya menulis dalam keadaan sehat wal afiat.
mengapa kisah nyata, karena REZEKI ini adalah milik KEDUA Orang Tua saya "H. SOEHAIDI, KH & HJ. ASNAH". sebelumnya sayaa lengkap menuliskan nama ayah dan ibu saya lengkap dengan gelar HAJI bukanlah untuk menyombongkan kedudukan orang tua saya MELAINKAN berhubungan dengan cerita REZEKI ini.
Begini, percaya atau tidak kedua orang tua saya berhasil naik haji tanpa utang tanpa pinjaman dsb, melainkan benar" rezeki ini langsung untuk mereka, bagaiaman tidak. Ayah dan ibu saya ketika mendaftar naik haji mereka atas nama berdua, NAMUN, ternyata tabungan selama ini tidak cukup untuk melunasi pembayaran untuk berdua, hitungan awal adalah sampai waktunya berangkat pun tidak akan lunas pembayaran ini, karena yang telah lunas hanya atas nama ayah saya. bagaimana saya bisa tau, karena dulu ayah saya pernah bercerita, "DEK, kalau ini tidak lunas, maka uangnya akan bapak tarik dan bapak akan tetap ketanah suci mekah bersama mamakmu (ibu saya), walau bukan berhaji, bapak akan UMROH saja namun tetap bersama berdua" sejak sat itu saya masih kecil SMP mungkin masih 2 tahun dari jadwal keberangkatan. Dari situ dapat disimpulkan bahwa perkiraan ayah saya tidak akan lunas pembayaran haji ini untuk berdua. Lalu saya ceritakan pada ibu saya, dan ibu membalasnya begini "biar saja bapak mu yang berangkat, insyallah mamak ada jalan lain untuk berangkat, bisa minta bantu dengan keluarga mamak (kakaknya ;makcik) yang kebetulan memang mempunyai rezeki yang lebih banyak. Intinya usul mamak adalah bapak beragkat dulu sendiri tanpa ibu. Seorang anak kecil ini tidak bisa berbuat banyak. hanya meng"IYA-kan" saja.
Waktu terus berlalu, kira" kurang setahun sebelum keberangkatan REZEKI ini datang dengan caranya dan untuk orang yang tepat dan dengan modelnyaa sendiri. "AYAH SAYA MENANG MOBIL di UNDIAN BANK",
bayangkan,
dari RIBUAN NAMA yang ada, keluar nama ayah saya "SOEHAIDI, KH" dikoran keesokan harinya, Nama lengkap dan saya bahagia karena mobil baru. Saya yakin karena tidak ada nama lengkap PERSIS sama dengan nama ayah saya, dan langsung dikabari oleh tetangga yang kebetulan kerja di BANK tersebut.
SUBHANALLAH, rezeki ini datang disaat yang tepat dan pas. Memang sayaa akui, 2 tahun sebelum keberangkatan mereka BERDOA lebih khsuyuk, BERIBADAH makin rajin dan berdoa YA ALLAH, kami ingin naik HAJI. singkat cerita, mobil lama "Kijang Rover (sejenis kijang kotak)" masih laku kisaran 40an juta. langsung uang tersebut distor ke bank untuk melunasi kekurangan dana tersebut, dan akhirnya LUNAS.
mereka pun mengikuti manasik haji yang diselenggarakan setiap minggu dan akhirnya menginjakkan kaki di TANAH SUCI MEKAH.
lalu, apa manfaat REZEKI yang melimpah ini,
kami memiliki mobil baru, mungkin Allah Subhanuata'ala tahu, "ini untuk keluarga mu hei SOEHAIDI". jika ditarik kebelakang, bagaimana bisa ini datang disaat yang tepat.
pertama
NIAT, saat itu kedua orang tua benar" ingin naik HAJI. hati sudah bulat, amal telah diperbanyak, semua telah dilakukan. Mungkin ada benarnya juga jika kita pergi KE acara selamatan orang Haji, maka kita pun nanti akan dipanggil ketanah suci, karena SELALU dalam doa ketika selamatan haji "semoga kami yang hadir saat ini, dapat menyusul ke tanah suci" dan selalu mengingatkan kepada calon haji nanti doakan orang yang hadir di saat selamatan itu.
kedua,
mereka ayah dan ibu adalah orang biak, bukan ustad, bukan dai, bukan orang terpandang, bukan pejabat, bukan orang terkenal namun mereka sungguh baik. menjalin silaturahmi dengan siapapun. bahkan kami banyak memiliki abang dan kakak angkat karena ayah dan ibu menganggap anak bujang, atau kakak yang dekat dengan keluarga kami adalah ANAK ANGKAT. baik muslim ataupun non muslim.
Ketiga,
tidak pelit : misal ada yang minta ijin buat jalan, karena tanah ayah dibelakangnya banyak tanah warga, dan ayah suka rela memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan dan tanpa uang, IKHLAS. karena ia berprinsip, hari ini kita MENOLONG JALAN orang, nanti kita pun akan di tolong dan terbukti, ketika jalan kebun kami ditutup, ada orang yang paling depan dengan sukarela merobohkan sebagian rumahnya untuk akses para warga menuju tanah kebonnya.
kesimpulan,
- rezeki itu sudah ditentukan. tidak akan tertukar.
jika ada yang bertanya apakah itu benar, maka ini adalah kisah nyata yang sampai sekarang ayah(66) dan ibu(61) saya masih hidup. Naik haji tahun 2008 saya kelas 1 SMA,dari kota singkawang. maka berdoa lah kita agar rezeki kita ditambahkan, tuluskan niat dan perbanyak beribadah dan melakukan kebaikan.
- Allah Subhanuata'ala maha baik, maha pemberi rezeki dan sayang kepada umatnya
- catatan ini bukan untuk RIAK ataupun SOMBONG. saya berbagi ini agar menjadi untuk anak cucu saya kelak dan untuk cerita kepada khalayak ramai bahwa benar adanya REZEKI tak tertukar.
penting untuk diketahui,
-uang di tabungan bukan lah puluhan, ratusan atau milyaran rupiah, melainkan hanya 5JT (akalu tidak salah) yaang pasti dibawah 10 jt. banyak yang mengira tabungan sampai puluah juta tapi ternyata tidak.
-menabung di simpedes BRI.
- dapat mobil XENIA 1000 CC th 2007 tipe paling standar TANPA ac, power stering, audio dan power windows (tipe terendah)
inilah cerita gelar haji dan rezeki yang dapat saya bagi, semoga menjadi kisah inspiratif kita semua.
salam hangat dari saya dan keluarga besar SOEHAID KH (KHairudin) dan ASNAH.
catatan alek,
28 september 2017
@warkop atek46.
ADE SAYANG MAMAK DAN BAPAK.
semoga mamak dan bapak dipanjangkan umurnya, murah rezeki, didamaikan hatinya, diberikan kebahagian, diberikan kemudahan, diberi kesehatan dan terbaik buat mamak dan bapak (aaammiiiiin)
kami anak-anak mu sayang pada kalian berdua.
terima kasih mak dan bapak
semoga bermanfaat,.
Komentar
Posting Komentar